Global Warming Pernah Hancurkan Peradaban Kuno

PHNOM PENH - Peneliti telah menunjukkan banyak hal yang jadi penyebab hancurnya peradaban kuno Khmer di Angkor. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa perubahan iklim yang terjadi sekira 600 tahun yang lalu nampaknya berperan dalam hancurnya kerajaan itu.

Kerajaan yang membentang di sebagian Asia Tenggara di antara abad ke sembilan dan ke 14 (801 sampai 1400) tersebut, mengalami berbagai masalah. Mulai dari ekploitasi berlebihan pada tanah sampai konflik dengan kerajaan-kerajaan saingannya. Demikian diwartakan Live Science, Rabu (11/1/2012).
Sedangkan penelitian terbaru menemukan bukti kuat terjadinya dua kekeringan parah, yang diselingi oleh musim hujan besar, telah melemahkan kerajaan tersebut karena berkurangnya persediaan air minum. Selain itu juga terjadi kekurangan air irigasi pertanian, yang menghancurkan sebagian besar sistem irigasi Angkor. Padalah sumber ekonomi utamanya adalah pertanian.
"Pada saat itu, Angkor menghadapi beberapa masalah, diantaranya masalah sosial, politik, dan agrikultur. Perubahan lingkungan menekan Khmer kuno ke batasnya, dan mereka tidak mampu beradaptasi," terang Brendan Buckley, ilmuwan iklim di Columbia University Lamont-Doherty Earth Observation, di New York.
"Saya tidak akan mengatakan iklim merupakan penyebab kehancuran itu, tapi kekeringan selama 30 tahun pasti memiliki dampak tertentu," tambahnya.
Mereka juga menemukan bukti hujan yang intensif terjadi saat musim hujan, bisa saja telah merusak sistem hidrolik Angkor. Pada musim-musim normal, jaringan kanal Angkor yang luas, tanggul dan waduk dapat menahan hujan besar. Namun setelah terjadinya kekeringan panjang, sistem tersebut jadi rapuh karena penyumbatan.
Penelitian serupa juga menunjukkan bahwa perubahan lingkungan mendadak bisa saja menekan peradaban lain, termasuk peristiwa yang terjadi pada orang-orang Anasazi dari barat daya Amerika Serikat, suku Maya dari Amerika Tengah, dan suku Akkadia dari Mesopotamia.

sumber : berita.plasa.msn.com